Rabu, 15 Januari 2014

Pengenalan Tanaman Lgum



Tanaman kacang-kacangan (Leguminosae) merupakan salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada rumput. Legume selain digunakan sebagai pakan ternak, legume juga berfungsi sebagai tanaman penutup tanah (cover crop) dan pendukung kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen (N2).
Menurut fungsinya, legume terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1. Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae):
Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang Kedele (Glycine soya), Kacang Panjang (Vigna sinensis)
2. Sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae):
Kacang Gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium muconoides), Sentro (Centrosoma pubescens)
3. Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung, penahan erosi):
Gliricidea maculata, Albazia falcate
Berikut contoh legume yang berfungsi bahan pangan dan hijauan pakan ternak.
·         Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogea (L.) Merr.) berasal dari Brasilia. Kesesuaian lingkungan usahatani kacang tanah antara 1-500 m dpi. Kacang tanah berguna untuk membantu menyuburkan tanah, karena pada akarnya terdapat bakteri Rhizobium yang dapat memperkaya kandungan nitrogen tanah. Biji kacang tanah mengandung kadar lemak dan protein tinggi. Kandungan proteinnya sekitar 25-34%, terdiri dari asam-asam amino esensial seperti arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, triptofan, dan valin
·         Kedelai (Glycine max)
Tanaman kedelai termasuk famili Leguminosae, SUD famili Papilonideae. Kedelai dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m dpi, sedangkan ketinggian optimalnya adalah 650 m dpi. Untuk pertumbuhan kedelai perlu suhu optimal 29,4"C, pH tanah 6,0-6,8. Kedelai dapat ditanam secara monokultur maupuntumpang sari, di lahan kering (tegalan) maupun di lahan bekas padi di lahan sawah. Kedelai merupakan sumber protein nabati. Rata-rata kandungan protein biji adalah 35%, kandungan asam amino terbanyak adalah leusin (484 mg/g N2). Kedelai juga digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Berikut contoh legume yang dikembangkan sebagai hijauan pakan ternak.
·         Calopogonium mucunoides
Legum Calopo ini berasal dari Amerika Selatan tropik yanng bersifat perenial, merambat, membelit dan hidup pada daerah yang tinggi kelembapan udaranya. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan, bentuk daun trofoliat, bunganya kecil dan berwarna ungu. Calopo mempunyai akar yang keluar dari buku batangnya sehingga baik bila digunakan untuk tanaman penutup tanah pencegah erosi (Reksohadiprodjo, 1985).
·         Centrosema pubescens
Menurut Reksohadiprodjo (1985), legume ini termasuk tahan kering dan bila penanaman telah berhasil terjadi, maka akan tahan hidup dibawah naungan. Bila Centrosema pubescens ditanam dengan jarak tanam yang jarang dan tidak dinaungi, maka produksi biji sangat banyak. Sifat legum ini adalah perenial, agresif, batang-batangnya menjalar.
Berikut contoh legume yang memliki peranan multi fungsi.
·         Gamal (Gliricidea sepium)
Gamal telah dimanfaatkan secara luas untuk berbagai keperluan. Tanaman ini juga digunakan dalam berbagai sistem pertanaman, sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat atau kopi, sebagai penyangga hidup untuk tanaman vanili, lada hitam dan ubi jalar. Gamal umumnya digunakan sebagai pagar hidup, tanaman pupuk hijau pada pola tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada pola tanam lorong dan terasering. Selain itu, tanaman ini juga ternyata dapat digunakan untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica). Bahkan konon, nama Gamal itu merupakan akronim dari Ganyang Mati Alang-alang.

Tanaman Mangrove Penyelamat Ekosistem Lautku


Mangrove adalah jenis tanaman yang hidup dan tumbuh di sekitar pasang surut pantai. Jadi, pertumbuhan pohon jenis ini sangat bergantung oleh pasang surut air laut. Banyak masyarakat yang sebenarnya salah mengartikan sebutan pohon bakau untuk mangrove, karena istilah bakau sendiri adalah salah satu spesies penyusun hutan mangrove yaitu Rhizophora sp. Sedangkan istilah mangrove ditujukan untuk segala tanaman tropis yang memiliki karakteristik dapat hidup dan tumbuh di daerah pinggiran pantai.
Tumbuhan mangrove ini cukup unik karena kemampuannya hidup di antara daratan dan lautan. Pada kondisi yang sesuai, mangrove akan membentuk kawasan hutan yang produktif dan ekstensif.
 manfaat yang sangat berguna yang bisa didapatkan jika kita melakukan teknik budidaya dan pemeliharaan yang baik, kita dapat memanfaatkan pohon mangrove untuk kepentingan rumah tangga dan industri.

Fungsi Ekosistem Mangrove

Keberadaan ekosistem mangrove ini sangat penting sebab ia memiliki beberapa fungsi yang nyata terhadap organisme lainnya diantaranya adalah :
Ø  Fungsi Fisik Hutan Mangrove
1.      Sebagai penjaga garis pantai juga tebing sungai agar terhindar dari erosi atau abrasi.
2.      Memacu percepatan perluasan lahan.
3.      Mengendalikan intrusi dari air laut.
4.      Berperan sebagai pelindung daerah belakang hutan mangrove dari pengaruh buruk hempasan gelombang juga angin yang kencang.
5.      Sebagai kawasan penyangga dari rembesan air lautan.
6.      Sebagai pusat pengolahan limbah organik.
Ø  Fungsi Ekonomis Hutan Mangrove
1.      Sebagai sumber kayu untuk bahan bakar juga bahan bangunan bagi manusia.
2.      Sebagai penghasil beberapa unsur penting seperti obat-obatan, minuman, makanan, tannin juga madu.
3.      Sebagai lahan untuk produksi pangan.
Ø  Fungsi Biologis Hutan Mangrove
1.      Sebagai tempat untuk mencari makanan, tempat memijah, tempat untuk berkembang-biak berbagai organisme seperti ikan, udang dan lain-lain.
2.      Sebagai salah satu sumber plasma nutfah



Persemaian dan Pembibitan Mangrove
1.    Pengumpulan Buah
Sebelum melakukan persemaian, lakukanlah pengumpulan buah mangrove terlebih dahulu untuk dijadikan bibit tanaman mangrove.
2.    Penyiapan bibit
  • bibit mangrove diusahakan berasal dari lokasi setempat atau lokasi terdekat
  • bibit mangrove disesuaikan dengan kondisi tanahnya
  • persemaian dilakukan di lokasi tanam untuk penyesuaian dengan lingkungan setempat
    Add caption
3.    Pemilihan bibit mangrove
Penanaman mangrove dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: menanam langsung buahnya, cara ini memiliki tingkat keberhasilan antara 20-30%. Cara lain adalah melalui persemaian bibit, dengan tingkat keberhasilan antara 60-80%.
Untuk memperoleh bibit mangrove yang baik, pengumpulan buah (propagule) dapat dilakukan antara bulan September hingga bulan Maret, dengan karakteristik sebagai berikut berdasarkan jenis tanaman mangrove:
  1. Bakau (Rhizophora spp.), buah sebaiknya dipilih dari pohon yang telah berusia di atas 10 tahun, buah yang baik dicirikan oleh hampir lepasnya bonggol buah dan batang buah, ciri buah yang sudah matang untuk jenis :
  2. bakau besar (Rhizophora mucronata): warna buah hijau tua atau kecoklatan dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning
    • bakau kecil (Rhizophora apiculata): warna buah hijau kecoklatan dan warna kotiledon merah.
    • Tancang (Bruguiera spp.), buah dipilih dari pohon yang berumur antara 5-10 tahun, ciri buah yang matang: batang buah hampir lepas dari bonggolnya
  3. Api-api (Avicennia spp.), bogem (Sonneratia spp.) dan bolicella (Xylocarpus granatum)
    • ciri buah yang matang: warna kecoklatan, agak ketas dan bebas dari hama penggerek
    • lebih baik buah yang sudah jatuh dari pohon
4. Persemaian bibit mangrove
  1. Pemilihan tempat:
    • lahan yang lapang dan datar,
    • dekat dengan lokasi tanam,
    • terendam air saat pasang, dengan frekuensi lebih kurang 20-40 kali/bulan, sehingga tidak memerlukan penyiraman.
  2. Pembuatan bedeng persemaian
    • ukuran bedeng disesuaikan dengan kebutuhan, umumnya berukuran 1 x 5 meter atau 1×10 meter dengan tinggi 1 meter,
    • Bedeng diberi naungan ringan dari daun nipah atau sejenisnya,
    • Media bedengan berasal dari tanah lumpur di sekitarnya,
    • Bedeng berukuran 1 x 5 meter dapat menampung bibit dalam kantong plastik (10 x 50 cm) atau dalam botol air mineral bekas (500 ml) sebanyak 1200 unit, atau 2.250 unit untuk bedeng berukuran 1 x 10 meter.
5. Pembibitan Mangrove
  • Buah disemaikan langsung ke kantong- kantong plastik atau ke dalam botol air mineral bekas yang sudah berisi media tanah.
  • Sebelum diisi tanah, bagian bawah kantong plastik atau botol air mineral bekas diberi lubang agar air yang berlebihan dapat keluar.
  • Khusus untuk buah bakau (Rhizopora spp.) dan tancang (Bruguiera spp.), sebelum disemaikan sebaiknya disimpan dulu di tempat yang teduh dan ditutupi dengan karung basah selama 5-7 hari. Hal ini bermanfaat untuk menghindari batang bibit

Selasa, 14 Januari 2014

Teknik Budidaya Ayam Petelur


Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.

Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Jenis ayam petelur dibagi menjadi dua tipe:

1.Tipe Ayam Petelur Ringan.
Tipe ayam ini disebut dengan ayam petelur putih. Ayam petelur ringan ini mempunyai badan yang ramping/kurus-mungil/kecil dan mata bersinar. Bulunya berwarna putih bersih dan berjengger merah. Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.

2.Tipe Ayam Petelur Medium.
Bobot tubuh ayam ini cukup berat. Meskipun itu, beratnya masih berada diantara berat ayam petelur ringan dan ayam broiler. Oleh karena itu ayam ini disebut tipe ayam petelur medium. Tubuh ayam ini tidak kurus, tetapi juga tidak terlihat gemuk. Telurnya cukup banyak dan juga dapat menghasilkan daging yang banyak. Ayam ini disebut juga dengan ayam tipe dwiguna. Karena warnanya yang cokelat, maka ayam ini disebut dengan ayam petelur cokelat yang umumnya mempunyai warna bulu yang cokelat juga.

Penyiapan Sarana & Peralatan

1.Kandang
Iklim kandang yg cocok untuk beternak ayam petelur meliputi persyaratan temperatur berkisar antara 32,2–35 °C.
kelembaban berkisar antara 60–70%.
penerangan atau pemanasan kandang sesuai dgn aturan yg ada.
tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang serta sirkulasi udara yg baik.
jangan membuat kandang dgn permukaan lahan yg berbukit karena menghalangi sirkulasi udara dan membahayakan aliran air permukaan bila turun hujan, sebaiknya kandang dibangun dgn sistem terbuka agar hembusan angin cukup memberikan kesegaran di dalam kandang.
Untuk kontruksi kandang tidak harus dgn bahan yg mahal, yg penting kuat, bersih & tahan lama.
perlengkapan kandang hendaknya disediakan selengkap mungkin seperti tempat pakan, tempat minum, tempat air, tempat ransum, tempat obat-obatan & sistem alat penerangan.
A.    Bentuk-bentuk kandang berdasarkan sistemnya :

1. Sistem kandang koloni
Sistem satu kandang untuk banyak ayam yg terdiri dari ribuan ekor ayam petelur;

2. Sistem kandang individual
Ciri dari kandang ini adalah pengaruh individu di dalam kandang tersebut menjadi dominan karena satu kotak kandang untuk satu ekor ayam. Kandang sistem ini banyak digunakan dalam peternakan ayam petelur komersial.

B. Jenis kandang berdasarkan lantainya :

1. Kandang dgn lantai liter
Kandang ini dibuat dgn lantai yg dilapisi kulit padi, pesak/sekam padi & kandang ini umumnya diterapkan pada kandang sistem koloni;

2. Kandang dgn lantai kolong berlubang
Lantai untuk sistem ini terdiri dari bambu dgn lubang-lubang diantaranya, yg nantinya untuk membuang tinja ayam & langsung ke tempat penampungan;

3. Kandang dgn lantai campuran liter dgn kolong berlubang
Perbandingan pembuatan kandang ini 40% luas lantai kandang untuk alas liter & 60% luas lantai dgn kolong berlubang (terdiri dari 30% di kanan & 30% di kiri).
2.Peralatan
A. Litter (alas lantai)
Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yg bocor dan air hujan tidak ada yg masuk walau angin kencang. Tebal litter setinggi 10 cm, bahan litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dgn sedikit kapur dan pasir secukupnya, atau hasil serutan kayu dgn panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

B. Tempat bertelur
Penyediaan tempat bertelur agar mudah mengambil telur dan kulit telur tidak kotor, dapat dibuatkan kotak ukuran 30 x 35 x 45 cm yg cukup untuk 4–5 ekor ayam. Kotak diletakkan di dinding kandang dengan lebih tinggi dari tempat bertengger, penempatannya agar mudah pengambilan telur dari luar sehingga telur tidak pecah dan terinjak-injak serta dimakan. Dasar tempat bertelur dibuat miring dari kawat hingga telur langsung ke luar sarang setlah bertelur dan dibuat lubah yg lebih besar dari besar telur pada dasar sarang.

C. Tempat bertengger
Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur.

D. Tempat makan, minum dan tempat grit
Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat & tdk bocor juga tdk berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus.
3.Penyiapan Bibit
Ø  Ayam petelur yg akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut, antara lain:
Ayam petelur harus sehat & tdk cacat fisiknya.
Pertumbuhan & perkembangan normal.
Ayam petelur berasal dari bibit yg diketahui keunggulannya.
Ø  Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)
Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yg sehat.
Bulu tampak halus & penuh serta baik pertumbuhannya.
Tidak terdpt kecacatan pada tubuhnya.
Anak ayam mempunyak nafsu makan yg baik.
Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.
Tidak ada letakan tinja diduburnya.
4.Pemeliharaan
Sanitasi & Tindakan Preventif
Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yg paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yg ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik dengan cara di campurkan di minuman dari ayam setelah masuk kandang serta memberikan vaksin pada ternak ayam.

5.Pemberian Pakan
Untuk pemberian pakan ayam petelur ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu).

A. Fase starter ( 0 – 4 minggu )
Pakan fase starter tediri atas: protein 22 – 24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
Minggu pertama (umur 1 – 7 hari): 17 gram/hari/ekor.
Minggu kedua (8 – 14 hari): 43 gram/hari/ekor.
Minggu ketiga (umur 15 – 21 hari): 66 gram/hari/ekor.
Minggu keempat (umur 22 – 29 hari): 91 gram/hari/ekor.

Dan pada Fase starter kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing minggu, yaitu
minggu ke-1 (1-7 hari) 1,8 lliter/hari/100 ekor.
minggu ke-2 (8-14 hari) 3,1 liter/hari/100 ekor.
minggu ke-3 (15-21 hari) 4,5 liter/hari/100 ekor.
minggu ke-4 (22-29 hari) 7,7 liter/hari/ekor.

Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10 liter air minum.

B. Fase finisher (umur 30-57 hari),
Pakan fase finisher terdiri atas : protein 18,1 – 21,2%, lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium 1%, dan fosfor 0,7 – 0,9%. Kuantitas pakan dibedakan menurut golongan umur, yakni sebagai berikut.
Minggu kelima (umur 30 – 36 hari): 111 gram/ hari/ ekor.
Minggu keenam (37 – 43 hari): 129 gram/ hari/ ekor.
Minggu ketujuh (umur 44 – 50 hari): 146 gram/ hari/ ekor.
Minggu kedelapan (umur 51 – 57 hari): 161 gram/ hari/ ekor.

Dan pada Fase finisher kebutuhan air minum terbagi dalam masing-masing minggu yaitu
minggu ke-5 (30-36 hari) 9,5 lliter/hari/100 ekor.
minggu ke-6 (37-43 hari) 10,9 liter/hari/100 ekor.
minggu ke-7 (44-50 hari) 12,7 liter/hari/100 ekor.
minggu ke-8 (51-57 hari) 14,1 liter/hari/ekor.
Jadi total air minum 30-57 hari sebanyak 333,4 liter/hari/ekor.

Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10 liter air minum.

6.Pencegahan Penyakit
Serangan penyakit dapat dicegah dengan menjaga kebersihan kandang. Kandang harus selalu dibersihkan. Jika ada bagian yang rusak, harus segera diperbaiki. Agar kebal dari penyakit yang disebabkan virus, ayam perlu diberi vaksinasi. Vaksinasi untuk ayam antara lain vaksin NCD, vaksin cacar, dan vaksin anti-RCD. Ayam yang akan divaksinasi harus dalam keadaan sehat. Dosis vaksin juga harus tepat. Selain itu, alat yang digunakan juga harus steril.
Jangan lupa menambahkan produk nasa yang berupa poc nasa + viterna + hormonik ke dalam air minumnya dengan dosis 12.5 cc/ 10 liter air minum.Dan apabila ayam sudah menghasilkan telur maka pemberian produk nasa cuma viterna + poc nasa saja dan lakukan pemberian ke ternak per 3 hari sekali.

7.Pemanenan
Telur sebaiknya dipanen tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Dengan demikian, kerusakan isi telur akibat virus dapat dihindari atau dikurangi. Telur selanjutnya diletakkan di atas egg tray (nampan telur). Telur abnormal harus dipisahkan dari telur normal.

Telur normal berbentuk oval, bersih, dan berkulit mulus. Beratnya sekitar 57,6 gram dengan volume 66 cc. Sementara telur abnormal adalah telur yang terlalu kecil, terlalu besar, bentuknya lonjong, atau kulitnya retak.

Cara Budidaya Padi GOGO



Padi gogo ialah padi yang ditanam di tanah tegalan atau juga disebut padi  tegalan. Sedang yang dimaksud tegalan ialah tanah kering yang terletak di sekitar daerah pemukiman (desa), yang karena keadaannya sehingga tidak dapat diubah menjadi sawah. Penanaman padi tegalan banyak dijumpai di pulau Jawa dan Madura.
Di bawah ini beberapa tahapan cara budidaya padi gogo

A.    Pengolahan Tanah
Waktu yang baik untuk pengerjaan tanah pertama kali adalah waktu sebelum adanya hujan atau pada akhir musim kemarau. Jadi, kira-kira akhir bulan Oktober atau permulaan bulan November.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk mengolah tanah ini sama seperti alat-alat yang dipakai pada pengolahaan padi sawah, misalnya cangkul, bajak, dan garu.Tanah tegalan yang akan di pakai harus bersih dari rumput-rumputan. Saluran-saluran pembuangan air dibuat, pematang-pematang juga perlu diatur kembali.
Sesudah pembersihan selesai, tanah lalu dibajak, bagian-bagian tanah yang tidak bisa dibajak, misalnya sudut-sudut petakan dan berbatu bisa dikerjakan dengan dicangkul. Untuk tanah normal pembajakan dilakukan 2 kali, tetapi untuk tanah berat pembajakan dilakukan sampai 3 kali.Untuk menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah dan sekaligus meratakan, dikerjakan denngan garu. Menggaru biasanya dilakukan 2 atau 3 kali, sampai tanah menjadi halus dan memungkinkan utuk ditanami.

B.    Penanaman
Pada penanaman padi, penggunaan biji yang akan ditanam harus diperhatikan, sebaiknya dipakai bibit unggul, misalnya jenis Gama, Kartuna, dan Rantai Mas. Walaupun benih yang dipakai sudah merupakan unggulan, namun sebaiknya bibit itu harus dipilih lagi sehinggas diperoleh bibit yang betul-betul baik.
Kriteria bibit yang baik antara lain :

•    Bibit harus betul-betul tua dan kering
•    Dipilih biji yang besar-besar dan bernas
•    Bibit harus murni artinya tidak tercampur kotoran atau bibit jenis lain
•    Bibit harus bebas dari hama dan penyakit

Agar bibit bebas dari hama dan penyakit, terutama adanya gangguan hama dan penyakit di dalam tanah, sebelum ditanam, bibit harus diobati terlebih dahulu.

Obat yang digunakan untuk mengobati bibit biasanya aldrin, 1 kg bibit cukup diobati dengan 12 gram aldrin. Jadi tegalan 1 hektar yang kira-kira memerlukan 30-40 kg bibit cukup dengan aldrin 0,5 kg. caranya\, aldrin dicairkan dengan air lalu diaduk dengan benihnya dengan menggunakan alat pengaduk obat yang berbentuk drum.

Cara menanamnya biasanya dengan ditugalkan, atau dengan menggunakan alat yang membuat larikan sekaligus membuat lubang.

•    Dalamnya lubang rung lebih 4 cm
•    Jarak tanam antara 25 x 25 cm atau 30 x 30 cm
•    Tiap lubang diisi dengan 4-5 biji.
Bibit yang telah ditanam, tutup dengan tanah tipis saja, karena kalau terlalu tebal bibit tidak akan tumbuh.

C.    Pemeliharaan

1.    Penyiangan
Rumput-rumput yang telah tumbuh disekitar tanaman harus segera dicabut atau disiangi. Alat yang digunakan dengan tangan antara lain, cangkul maupun sabit. Waktu penyiangan apabila tanaman sudah berumur 3 minggu. Pada saat penyiangan dilakukan juga penggemburan tanah.

2.    Pemupukan
Pemupukan yang diberikan dapat berupa pupuk alam (kompos, maupun pupuk hijau) dan pupuk buatan. Pupuk alam diberikan sebelum tanam, tanah seluas 1 ha membutuhkan 10 ton pupuk kandang.

Pupuk kandang diberikan 2 kali, yaitu;

1.    Pertama diberikan apabila tanaman sudah berumur 3-4 minggu setelah penyiangan pertama.
2.    Kedua diberikan apabila tanaman sudah berumur 6-8 minggu setelah penyiangan kedua.
Pupuk diberikan disekitar tanaman, caranya dapat dengan membuat lubang memanjang mengikuti baris tanaman. Banyak pupuk yang harus diberikan untuk tanah seluas 1 ha, yaitu :

•    Urea 150 kg
•    DS 200 kg
•    ZK 250 kg

3.    Pemberantasan hama/penyakit
Hama yang berupa babi hutan dan burung dapat dihalau menggunakan jebakan atau barang-barang yang dapat mengusirnya. Tikus diberantas dengan phosphid yang dicampurkan pada beras/jagung yang kemudian dipasangkan di muka lubang atau di tempat mereka menyerang. Wang sangit dan ulat disemprot dengan endrin atau diazinon dengan campuran 1-2 cc dalam 1 liter air.