Kamis, 09 Januari 2014

Alternatif Lahan Sempit Dengan sistem Tanam Verikultur

Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki lahan sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-choy, baby kalian, dan selada), dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas.

Keunggulan Teknik Vertikultur :

1.      Hemat lahan dan air
2.      Mendukung pertanian organic
3.      Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat
4.       Umur tanaman relative pendek
5.      Pemeliharaan tanaman relative sederhana
6.       Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Bentuk-bentuk Teknik Vertikultur
Vertikultur dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan peralatan yang ada di sekitar kita. Pemilihan wadah media sebaiknya dipilih dari bahan yang cukup kokoh dan mampu berdiri tegak.


Beberapa rancangan wadah media yang umum digunakan adalah :
  • Kolom wadah media disusun secara vertical. Setiap wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam.
  • Kolom wadah media disusun secara horizontal. Setiap wadah dibuat dalam bentuk kolom secara mendatar (pot, polybag, kresek) yang kemudian disusun dalam rak-rak kea rah vertikal
  • Wadah media gantung. Wadah media disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga menyerupai pot-pot gantung.
Prinsip Kerja Verikultur
Prinsip kerja vertikultur dalam budidaya tanaman ini adalah dengan menyuplai air nutrisi melalui saluran pemasukan kemudian dialirkan ke atas bagian batang vertikal melalui nozel agar keluar berupa hembusan/curah. Air nutrisi kembali ke bagian bawah secara circel/berputar. Pengaturan jangka waktu aliran air dikendalikan oleh unit timer yang bekerja tanpa kenal lelah sepanjang hari selama berlangsungnya masa penanaman. Untuk memperkokoh tanaman, digunakan arang sekam yang berfungsi sebagai media tumbuh tanaman selain itu arang sekam juga berfungsi  untuk menetralisir racun. Namun karena arang sekam bersifat mudah terbawa oleh air, maka digunakan kasa parabola untuk menahan arang sekam tersebut.
Tanaman   menyerap makanan pada umumnya melalui akar karena itu nutrisi atau bahan gizi disediakan melalui air yang kemudian akan diserap oleh akar. Berbeda dengan pemupukan di dalam tanah, dimana tanah merupakan media tanam yang juga menjadi mediator reaksi kimia, dalam sistem vertikultur pupuk diformulasikan sebagai bahan jadi yang langsung terurai menjadi makanan akar.

Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
  • Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
  • Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll)
  • Pembuatan bangunan vertikultur
  • Penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)
  • Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman, kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman sekaligus.
  • Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)

0 komentar:

Posting Komentar